Kamis, 15 Januari 2015

Selasa, 22 Juli 2014

Catatan perjalanan : mengejar waktu dengan LA SAMBA

LA SAMBA
Yang dinanti (step ngulon) / part 1
(Po Haryanto HR 106 B7105VGA)

Kawoel17…  Keinginan untuk merasakan bis muriaan, akhirnya kesampean juga. Bis tersebut tak lain ialah Po Haryanto. Perusahaan milik pak haji Haryanto ini yang sedang giat giatnya menambah armada barunya  berkat tiket gratis yang diberikan oleh mas Aji (BMC Jogja) dikarenakan saya mendapatkan doorprise pasca Jambore Nasional BisMania Community 2014 di malang. Pokoke makasih banget buat om aji.. hehe
WOW dan Alhamdulillah banget, serasa dapet durian runtuh tiket PP pula. Pertama kali ikut JAMNAS setelah di salatiga dan bandung tidak bisa ikut. Dan kali ini berkesempatan hadir pada JAMNAS 2014 di malang. Banyak bertemu dengan rekan satu komunitas dari berbagai daerah.
Sedikit intermezzo sebelum masuk dalam inti dari catatan perjalanan ini. Setelah mencari waktu yang tepat untuk dapat melaksanakan touring gratisan tersebut dan terpilihlah pertengahan bulan juni. Sebelum itu harus konfirmasi ke mas aji untuk keberangkatanya rencana awal berangkat tanggal 14 Juni 2014 tapi setelah dikonfirmasi ternyata baru berangkat dari barat, dan alhasil ditundak keberangkatan tanggal 15 Juni, hehe… Cuma selisih sehari saja. Di tanggal tersebut telah dipastikan untuk berangkat.
Tiga hari sebelum keberangkatan bertemu dengan mas aji untuk mengambil tiket berangkat di bunderan UGM, sambil menunggu di bunderan UGM malah bertemu dengna bung Gendel (genadi prasojo) dalam hati ternyata sedulur di BMC banyak juga ya, ga nyesel deh ikut BMC. Nambah persaudaraan dimana mana, hehe. Maaf OOT. Oke tak lama kemudian bertemu dengan om aji dengan innova hitam nya.

15/06/14 jam 11.00 prepare keberangkatan daari rumah. Tepat pukul 12.00 langsung tancap gas menuju terminal prambanan yang tak jauh dari rumah. Ya sekitar 10 menitan lah….
setelah motor telah di titipkan di penitipan motor 24 jam langsung menuju agen haryanto. Pelayanan di agen tersebut pun cukup ramah dan bersahabat, bahkan tukang parkirnya pun juga ramah. Nilai plus untuk HR pada agenya. Setelah lapor pada agen lalu ijin pada agen ke masjid sebentar untuk menunaikan ibadah sholat dzuhur. Karena jam masih pada pukul 12.30 an dan di tiket tertulis pukul 13.00 bus berangkat. Setelah selesai sholat di lanjut menunggu di agen dan sambil ngabsen bus yang mau berangkat ada agramas, royal safari, laju prima, santoso 1627, dan yg paling banyak squad sinar jaya dengan 4 armada masuk prambanan maklum agen tersebut bisa disebut “agen gado gado” karena bukan hanya tiket Po. Haryanto saja yang dijual di agen tersebut tapi dari PO lainya juga.
 Jam sudah menunjukan pukul 13.15 tapi belum ada tanda tanda kedatangan LA SAMBA. Di agen pun tinggal 2 penumpang lagi yang belum terangkut termasuk saya sendiri  dan juga sama sama calon penumpang Po. Haryanto.
13.35 akhirnya yang di tunggu datang juga. La Samba memasuki terminal prambanan. Dan saya pun langsung menuju ke seat 2A. oh ya baru keinget kalo malam ini, malam senin. Kebanyakan bus ngejar waktu untuk dapat tiba di Jakarta lebih pagi, Jagoan semua kya’a mala mini yang keluar, hehe liat saja nanti, hehe
13.45 La Samba meninggalkan terminal. Jalan santai menuju terminal kartosuro. Di jalanan terbilang ramai lancar. Memasuki pintu lintas sang ular besi stasiun klaten, jalan mulai macet dan ada kejadian menarik ada anak kecil (mungkin seorang bismania) yang mencoba mengabadikan La Samba kami dengan kamera ponselnya. Waahh berasa jadi artis naik bus kali ini. Baru jalan aja udah ada yang motret2 seperti itu, hehe. Yang penting ga ndlosor ya dek motretnya. Pak supir pun membalas dengan member lambaian tangan dan lampu dim (yg lagi nge trend sekarang minta lampu dim, hehe).

Memasuki daerah karang wuni pun sudah ada lawan, yaitu bus ekonomi AC MIRA yang sering disebut ATB (AC tarip biasa), tiba tiba MIRA ini datang dari sebelah kiri. La Samba yang saya tumpangi hanya bisa memandang, ya mungkin dikarenakan lagi ngambil banyaknya penumpang di agen agen bus malem, jadi belum on fire. Jalan santai lah istilahnya. Hehe
sampai di delanggu penumpang dalam kabin bus semakin banyak, bahkan ada yang sampai berdiri, jika saya amati Po. Haryanto termasuk pemain baru di wilayah klaten ini, tapi penumpangnya rame terus. Ga heran kalo bis nya baru terus, hehe maju terus buat Haryanto.
Pukul 16.00 tiba di terminal kartosuro, waktunya oper penumpang ke HR lain. Sudah menunggu di depan HR 107, selang beberapa menit kemudian datanglah HR 41 dari madiun. Disini saya juga dapat teman baru tapi lupa namanya. Hadehhh L pokoknya yang duduk di seat 1A seinget saya, hehe. Beliau bilang kalo di kartosuro jangan didalem bis terus. Soalnya berhentinya lama. Menurutku daripada bosen mending keluar dulu aja. Selama menunggu keberangkatan bis saya sempet ngobrol2 dengan mas2 yang tadi. Ternyata beliau kaum PJKA (Pulang Jumat Kembali Ahad) yang sering naik HR, mungkin ngejar waktu juga ya, hehe…
biasanya ritual saya klo touring naik santoso di garasinya sambil nunggu keberangkatan di sempetin makan sate ayam. Eh, ternyata disini juga ada sate ayam dan harga nya lebih murah cukup Rp10.000,- per porsinya.
lagi asik2nya makan, bapak2 yang agak gendut (kyake mandor e)  teriak2 “ayo ayo ndang mlebu 106 e mangkat, La Samba ne mangkat” waduh saya kira masih lama. Karena HR yang lain belum masuk. Ya sudah sate nya belum habis, sisa 5 tusuk dilahap semua, “nek di guwak yo eman2 toh”.
16.35 La Samba meninggalkan terminal kartosuro. Menurut saya angkatan pertama nih dari solo, sekarang pilotnya pun ganti dengan ciri khas jenggot yang di kuncir, tak lain tak bukan ialah mas Kris. Hehe style nya pun pada perpindahan perseneling terkesan agak kasar tapi masih nyaman di kabin.
oh iya sampe lupa. Dapet teman baru lagi dari BMC bogor yang duduk di sebelah saya namanya mas adit sesepuh nya bogor nih, hehe. Di jalanan menuju semarang jalanya tersendat karena padatnya lalu lintas sore hari. Untungnya ada mas adit, jadi ada teman ngobrol di sepanjang jalan yang macet ini. Ngobrol ngalor ngidul lah. Hehe
masuk daerah boyolali. Bus berhenti untuk mengambil paket. Tambahan lah buat crew. Perjalanan dilanjutkan kembali ditengah gerimis yang membasahi jalanan. Tak lupa crew memberikan sebungkus roti dan air mineral gelasan (itung itung ganjel perut, sebelum masuk RM). Dengan harga tiket 150rb dengan pelayanan dan fasilitas seperti itu, saya rasa penumpang sangat dimanjakan. Nilai plus untuk HR kali ini
masuk terminal salatiga bersamaan dengan GMS OH 1626 (diantara master combat dan avenger, lupa julukannya, hehe) kayaknya bakal seru nih. Tak berapa lama bus pun di berangkatkan kembali dipimpin oleh GMS tadi. Eh ternyata dugaan benar sulit mengovertake GMS tersebut,  pergerakan GMS yg lumayan licin. Ditambah lalu lintas nya yang padat, menambah panas aksi tersebut. Kejar- kejaran antara dua bus ini malah bikin mata melek.
setelah masuk terminal (sebelum tol) baru bisa mendahului GMS tersebut.
Pukul 18.30 masuk tol semarang, mau masuk sudah ditunggu Zentrum MK. Zentrum masuk lebih awal. Setelah selesai membayar tol. Langsung mengejar Zentrum tadi, tapi koq mana ya bisnya… koq cepet banget ilangnya. Sampai di ujung tol baru lah terlihat Zentrum yang tadi sedang menunggu antrian keluar tol. Karena di sisi kanan ada celah La Samba pun berhasil mendahului Zentrum tadi. Belok kiri langsung tancap gas menuju Rumah Makan Menara Kudus. setelah keluar tol bus masih menaikan penumpang di agen agen sekitar.
La Samba diberangkatkan kembali mengejar barisan Harapan Jaya, 3 bis bisa di lalui dengan mudah, tapi tinggal satu didepan yang sulit Harjay 1626 dengan strobe dibawahnya. (penumpange harjay kebak kayake).
pertarungan sengit pun dimulai, goyang kanan kiri tapi perlawanan dipatahkan oleh harjay yang selalu menutup jalur. Harjay pun terjebak di truk truk gandeng yang berada di jalur kanan. Ada celah sebelah kiri langsung diambil. Tak lupa klakson kapal khas La Samba di bunyikan sebagai tanda peringatan pada kendaraan yang di depannya. Harjay pun di OT
19.17 masuk SPBU untuk nyolar di temani Sido Rukun HINO RG, bus bus yang tadi menjadi “bulan-bulanan” La Samba, satu per satu mendahului bis ini yang lagi nyolar. setelah keluar dari SPBU langsung disambut oleh pasukan Gunung Mulia. Satu per satu dengan mudah didahului.
20.10 masuk weleri hujan pun berhenti.
20.25 masuk rumah makan Menara Kudus. di dalam baru ada HR yang dari purwodadi cepu dengan mesin Mercy 1525 tapi lupa HR berapa. Gasik banget HR yang satu ini.
TIME TO ISHOMA tapi makan dulu deh, perut udah laper lagi, hehe. Masuk rumah makan tak lupa check tiket  di dpn pintu masuk rumah makan. Setelah masuk tinggal pilih mau makan apa. Pilihan langsung tertuju pada nasi goreng yang cabenya banyak. tak lupa sobek tiket dulu. Untuk pelayanan di RM Menara Kudus saya kasih dua jempol. Pelayannya ramah2, tempatnya bersih, dan yang paing penting makananya enak dan ngambil prasmanan. Pokoke maknyusss (ibarat kata pak bondan).

setelah selesai makan ke toilet dan di sempatkan sholat wajib tapi ya di jama’ hehe. Dan nilai plus lagi disini CREW juga banyak yang beribadah. Ini baru yang dinamakan Crew keren. Hehe
20.57 bus diberangkatkan. Tapi lebih dulu HR “executioner” (padahal sikek La Samba ne, koq kesusu men)hehe. Mas Risky (BMC Bogor) sempet bilang “habis ini jangan tidur ya?”, maksud beliau setelah ini baru touring sesungguhnya. Dalam hati bilang (yang driver pinggir aja udah kya gitu bawanya, apalagi driver tengah nya(mas yoyok)) mantep deh pokoknya
21.00 mau masuk plelen tapi ada handoyo yang ga kuat nanjak jadi ambil kiri menuju Alas Roban. Cuma 2 lajur saja. Diawal masuk alas roban lancar banget, tapi setelah tikungan ke tiga, mulai macet tersendat dan terlihat Executioner yang 5 menit berangkat lebih awal tadi. Dan saya kira bakal nyantai nih, soalnya macet banget, Cuma bergerak perlahan. Tapi gak diduga langsung buka jalur di jalan sesempit itu.  Kendaraan2 yang didepan pun terlewati dan mengikuti Executioner yang buka jalur juga. Pas tikungan datang truk dari arah berlawanan langsung ambil kiri. Kanan kosong lagi langsung buka lagi tapi kali ini tidak diikuti executioner. Executioner pun dengan mudah di OT dan didepan ada Bejeu pas tikungan pun dengan mudah di overtake. Dari kejauhan sayup sayup lampu hazard datang dari arah berlawanan jumpa dengan rombongan truk. Tapi La Samba belum ada tanda tanda ambil kiri. Sampe truk nya berhenti baru La Samba minggir dan supir truk “misuh2” / bicara kotor maksudnya (mungkin emosi kali). Mas yoyok Cuma diem aja dan tetap melanjutkan perjalanan membuntuti Handoyo Wonosari-Balaraja. Kanan mulai kosong lagi tapi Handoyo keliatan ragu2 untuk buka jalur. Tapi masih di paksakan sama mas yoyok sampe jalan sebelah kanan habis dan msih tidak muat langsung ambil stengah emperan jalan, executioner mengikuti dibelakang. Tiba2 dari arah berlawanan datang lagi truk gandeng. La Samba yang sudah nanggung buka kanan pun ga bisa berkutik, mau ambil kiri ada travel dan banyak kendaraan dan arus lalu lintas  padat. Dan akhirnya ngambil emperan jalan raya sebelah kanan lalu bus pun terhenti. Edyyan tenan, bukan aspal lagi ini mah, tapi tanah dan rumput. Kanan pas wes jurang, bener2 gendeng, hehe. Truk gandeng yang ada di   depan tadi juga terhenti menutup jalur sebelah kanan untuk memberi kesempatan La Samba kembali ke jalur seharusnya (klo dijalur Sumatra lain  ceritanya kali ya, hehe). Tak lama executioner yang dibelakang pun ikut membantu dengan menutup jalan sebelah kiri agar La samba ini bisa kembali kejalur yang seharusnya. Kenek pun turun untuk “ngabani”, dan akhirnya La Samba kembali ke jalur yang seharusnya. Dari sini saya dapet ilmu lagi, solidaritas pengemudi dan crew di jalan juga sangat tinggi, saling pengertian antara driver juga terbangun walau tak berkomunikasi secara langsung. Keren euy..
pokoke thanks buat driver Executioner dan Driver truk yang bersedia berhenti dan menutup jalan untuk mmemberikan kesempatan bis ini kembali kejalurnya. Coba tadi klo ga di tutup, bakal terjebak di bahu jalan sebelah kanan, dan juga bakal lama untuk kembali ke jalurnya, mengingat jalanan alas roban macet parah .
Perjalanan dilanjutkan kembali, tapi masih tersendat. Di depan terlihat pertemuan dua jalur dari arah plelen dan jalur bis ini. Karena kita dari atas jadi terlihat keadaan lalu lintas yang begitu parahnya malam ini, sempet berfikir bakalan kesiangan nih sampe Jakarta. Tapi ya moga2 aja masih bisa ngejar waktu. Kembali lagi, jalur kanan yang mulai kosong. Tak lama, buka jalur lagi sampe ujung pertemuan jalur. Waahhh edyan tenan, dimana ada kesempatan ga akan disia2kan.hehe. tapi setelah itu bus terhenti lagi karena pertemuan jalur yang kedua jalurnya macet juga. Bus melaju dengan pelan pelan. Waduh di depan masih ada pertemuan jalur lagi, bakal lama nih…
Jam sudah menunjukan pukul 22.15 tapi masih tersendat. Terlihat jalur lawan arah mulai kosong dan beberapa kendaraan kecil melewati jalur tersebut, dan La Samba pun tak tinggal diam, langsung sein kanan untuk ngambil kanan. Goyang kanan daabbbb…. Hehe dan akhirnya bisa melaju lebih cepat. Tapi kesenangan ini ga begitu lama. mendekati persimpangan pertemuan jalur, dari arah berlawanan arah sudah ada kendaraan, mencoba kembali ke jalan yang seharusnya, tapi ada travel dibelakang dan truk didepan yang berhenti karena macet. Baru kepala bus yang masuk, dari samping kiri travel tadi gak mu ngalah, dan akhrnya bus pun terhenti. Driver travel pun marah2 dan memukul body bus (jotosen nganti tanganmu ancur, hehe) begitulah kata yg terlontar dari saya, hehe. Mungkin terpancing emosi karena driver travel terus memukul body bus  kenek la samba pun teriak kepada driver travel tadi “geger ki ngopo toh?, Dalan nggone mbahmu poh?”. Kenek dari travel itu pun langsung keluar dari mobil itu (sepertinya mau ngajak berantem) tapi Cuma ngomel2 di dekat pintu depan sebelah kiri travel saja, hehe. “mbok yo sabar toh pak!!! Podo2 golek duit neng dalan, rasah do geger”(dalam hati saya berucap). Kejadian itu untungnya tidak berlanjut “Baku Hantam”. Dan akhirnya travel pun mau mengalah. Perjalanan dilanjutkan kembali. Selepas persimpangan tadi jalan mulai lancar. Di depan sudah menunggu Mulyo Indah. Mulyo Indah dengan mudah di Overtake. Nusantara “Manhattan OH 1525” dengan mudah di dahului dari kanan. Jalnan mulai agak macet tapi masih bisa jalan karena adanya perbaikan jalan jadi hanya dipakai satu jalur satunya lagi untuk arah berlawanan, di kedua arah sama2 macet, eh ternyata bertemu dari arah berlawanan dengan HR dan rute yang sama (Kresanya) yaitu HR 108 Lamborghini. Bus sama sama berhenti sesaat dijalan yang macet ini untuk saling menyapa (mantabb, sesame crew aja ramahnya kya gini). Di depan lagi bertemu dengan bus satu PO, kali ini dengan HR 116 New Netral, mas yoyok kali ini juga berhenti sesaat untuk menyapa driver HR 116 (mungkin pak eka) dan malah ngobrol (piye kulon macet ra?) mas yoyok Tanya.. dan dijawab (nek mau macet neng indramayu karo pemalang, tapi saiki emboh). Haahaha gara2 obrolan antara kedua driver ini jadi tersendat padahal didepan kosong dan mulai lancar, untungnya Cuma sebentar mereka ngobrol, gak sampe ngopi2 dulu ditengah jalan. Haha.
 Jalanan mulai lancar dan Cuma ada perbaikan kecil di kanan kiri jalan. Dan lagi bertemu dengan Harapan jaya.. terus membuntuti Harapan Jaya Jetbus 1626 tersebut tapi bukan yang tadi, soalnya ga ada strobe dibawahnya, lagi asyik2nya membuntuti, tiba2 Harapan jaya ngerem mendadak, untungnya dengan sigap mas yoyok bisa mengendalikan bus ini. Jadi bisa ngerem pas dibelakangnya Harjay, Dan kejadian yg tak diinginkan pun tak terjadi,  jarak antara la samba dan harapan Jaya mungkin hanya sejengkal. Terlihat dari depan soalnya mepet banget. Dan setelah itu langsung ambil kiri untuk mendahului Harjay. Di depan sudah terlihat Sayup sayup liveri nano nano (Pahala Kencana) berbalut Body Royal Travego buatan adi putro dengan rear lamp  marcopolo. La Samba pun terus mengejar Pahala Kencana itu. Menyusuri jalur pantura yang sedang perbaikan jalan. Dan akhirnya kena juga lewat aksi blong kanan nya, walau harus “di misuh2 i” (di sumpahin) sama supir pick up yang berlawanan arah, hampir adu kepala kalau pick up nya ga berhenti.
memasuki daerah lingkar pemalang, yang tadinya mau ngemel sama polisi setempat mau lewat jalan kota tapi jalan di tutup, ya sudahlah harus direlakan lewat lingkar pemalang, lanjut belok kanan.
setelah kemudi di pegang mas yoyok bis bener2 di bawa banter. Entah berapa bis yang udah kena blong la samba. Dari Laju prima, bejeu, harapan jaya, shantika, nusantara, dan masih banyak lagi.
jalan disini pun juga lagi sedang perbaikan, dan bertemu dengan salah satu pasukan lembah tidar (santoso seri S 1627). Cukup lama La Samba membuntuti Santoso tersebut, yang tua ga mau kalah dengan yang muda, hehe. Kali ini hanya sebagai penonton saja. Ya di karenakan jalan rusak dan tapi jalan masih lancar. Didepan hanya bisa melihat pertarungan antara santoso dan kramat djati Hino RG. STS mengambil celah kanan dan berhasil mendahului Kramat Djati. Tapi La samba tak diberi kesempatan oleh Kramat Djati yang menutup jalur yang dipakai lasamba karena beriringan dengan truk2 trailer yang jalanya alon alon, santoso yang tadi udah ngacir duluan.
kembali ke pertarungan Kramat Djati vs La Samba
Nah, keliatan juga tuh si KD Hino RGnya lagi selap selip nyari selah di antara truk ( bukan diantara kita lho). Setelah si KD lepas lepas dari pengawalan truk2, tanpa piker panjang La samba pun nyari kesempatan buat ngikutin si KD ini.

Dalam kondisi hujan yang memang lebat, La Samba masih mau “dolanan banyu” di pantura. Super sekali nek jarene Mario teguh.
 ternyata eh ternyata karena merasa bosan, Lasamba ambil kiri lewat jalan berbatu yang biasa untuk parkiran truk yang istirahat, jalan berbatu tersebut pun dijadikan arena untuk mendahului KD dan truk truk yang didepanya. Tapi koq didalam kabin masih nyaman2 aja, getaran jalan berbatu bisa diredam dengan baik, entah karoserinya atau chasis nya ya yang bagus, hehe..
La Samba ngacir meninggalkan KD Hino RG tadi. Mengejar santoso tadi. Ga pake lama, ketemu lagi sedang alon2 karena jalan masih perbaikan dimana mana (efek mau lebaran), mngkin karena udah mulai bosen membuntuti si “simbah”, di kiri ada kesempatan disitulah Lasamba melaju, hehe. Santoso pun ditinggal kan begitu saja.

Nah selepas itu perjalanan tetap biasa tanpa ngedan karena kondisi jalan yang padat merayap.
Berhubung mata juga udah berubah warna jadi merah hitam, terpaksa harus meninggalkan bioskop sebelum film usai. Tinggal tidur dulu………
Bangun bangun ga tau di masuk didaerah mana, kaya’a sadang (kalo ga salah). Jalanya juga rusak, hanya beberapa kendaraan yang lewat.
Mata kembali mengantuk, dan akhirnya tidur lagi, (efek tadi siang banyak kegiatan di kampus).
Melihat jam sudah menunjukan pukul 02.15, La samba berhenti untuk mengantarkan paket yang diterima kemarin di salatiga. Entah daerah mana diantara kanci atau pintu tol cikampek, dan ternyata ada di gerbang tol cikampek. Edyan tenan yah mene wes tekan cikampek (gile bener, jam segini udah sampe cikampek) padahal jalanan tadi lagi gila2 nya.
Setelah selesai menurunkan barang, kemudi pun berganti mas kris, mas yoyok pun istirahat di (kandang macan) perjalanan menuju Jakarta pun dilanjut. Dalam hati “bakal kepagian nih sampe Jakarta”, niatnya mau mampir ke tempat sedulur BMC JR yang ada di jati asih, tapi ga enak ganggu pagi2 gini.
tapi mata ga mau diajak kompromi. Dan tertidur lagi.
bangun2 udah masuk rawamangun. Waduh kebablasan. Yo weslah medun pinang ranti waelah.
pukul 04.35 finish Pinang Ranti.
Yang dikira tadinya bakal kesiangan ternyata bisa sampai subuh dijakarta, bener bener bisa diandalkan
Bersambung,,,
Mohon maaf bila ada salah dalam penulisan kata atau kalimat, karena saya hanyalah manusia biasa yg tak luput dari dosa, hehe
tunggu kisah La Samba selanjutnya di perjalanan pulang ke jogja.
Thanks buat mas aji atas tiketnya, teman2 BMC bogor, dan All crew Po. Haryanto Atas pelayananya

1 komentar: